Cerita Putih Abu-Abuku; Part 4
Cerita masih berlanjut. Seusai makan pagi, para siswa/i berbaris menuju plasa atau lapangan apel. Okeh, Plasa ini adalah sebutan kami untuk lapangan upacara, lagi-lagi istilah yang dipinjam dari istilah kemiliteran. Kami berupacara setiap hari senin atau setiap tanggal 17 di setiap bulannya. Nah, pasti banyak yang bertanya-tanya, ada apa dengan tanggal 17? Hari jadi sekolahku kah? Hm, jawabannya adalah, karena pada tanggal 17 ini kami dan seharusnya kita semua memperingati Hari Kesadaran Nasional. Well, tentang ini bisa di googling sendiri ya.
Untuk upacara bendera sendiri, kami juga mengadopsi tata cara upacara bendera militer. Upacara di mulai dengan ditandai oleh pembacaan susunan upacara bendera oleh pembaca, kemudian sebuah kalimat khas di akhir pembacaannya, “Upacara segera dimulai…”
Dilanjutkan dengan pemimpin upacara yang memasuki lapangan upacara diiringin oleh suara marching band. Kemudian protokoler upacara menjemput pembina upacara, penghormatan, pengibaran bendera merah putih dan selanjutnya, dan selanjutnya. Well, pernah nonton upacara bendera 17 Agustus di Istina Merdeka kan? Nah, kurang lebih gambarannya seperti itu, hanya saja sedikit lebih sederhana.
Nah, untuk hari-hari selain dua hari itu, kami melaksanakan apel pagi.Apel pagi di tandai dengan Perwira yang menyiapkan seluruh peserta apel, laporan pada pembina apel, sedikit amanat dari pembina, kemudian laporan apel selesai dilaksanakan.
Seusai upacara bendera atau apel pagi, kami akan kembali berbaris menurut kelas masing-masing untuk menuju kampus (sebutan kami untuk kompleks sekolah secara keseluruhan, terutama gedung tempat proses KBM.red).
Yang istimewa dari kampusku adalah, sistem moving class-nya. Jadi, kami tidak pernah berada di satu ruangan yang sama dalam sehari, kecuali ketika ujian tengah semester atau ujian akhir semester. Jadi, satu ruangan untuk satu mata pelajaran. Misalnya, pada jam pelajaran pertama sampai kedua kami belajar matematika, maka kami belajar di ruang matematika Pada jam pelajaran ketiga sampai keempat, kami belajar bahasa inggris, maka kami belajar di ruang bahasa inggris atau di laboratorium bahasa inggris. Setelah istirahat, memasuki jam pelajaran kelima kami belajar fisika, maka kami belajar di ruang fisika atau di laboratorium fisika. Lalu pada jam pelajaran keenam kami belajar agama, maka kami belajar di ruang agama atau di masjid.
Istimewa, bukan?
Nah, seperti disebutkan sebelumnya, jeda antara jam pelajaran keempat dan kelima, kami memiliki jam istirahat selama tiga puluh menit, nah, istimewanya lagi, kami memiliki jatah snack/makanan ringan dari sekolah, atau yang ingin menikmati pilihan yang lain bisa ke mini market sekolah atau kantin sekolah.
Lalu, setelah jam pelajaran keenam usai pukul 13.30 WIB kami segera menyudahi aktifitas di kampus, kembali berbaris untuk menuju ruang makan dan melaksanakan makan siang dengan aturan yang sama seperti yang sudah dibahas di postingan sebelumnya Cerita Putih Abu-Abuku; Part 3
Seusai makan siang, kami diberi waktu untuk melaksanakan sholat dzuhur bagi yang muslim, dan beristirahat sejenak. Lalu pada pukul 15.00- 17.00 WIB kembali melaksanakan aktifitas KBM untuk jam pelajaran ketujuh dan kedelapan di kampus (kami menyebutnya “Kampus Sore”.red) Masih sama, harus baris :p
Pulang dari Kampus Sore, kami masih disibukkan dengan aktifitas fitness dari senior. Yahh, tentu saja diselingin dengan bentakan-bentakan khas sistem senioritas boarding school.
Biasanya aktifitas fitness ini usai menjelang pukul 18.00 WIB, maka kami harus segera bergegas mandi dan bersiap menunaikan ibadah sholat magrib dan menuju ruang makan untuk makan malam. Masih dengan aturan ruang makan, aturan meja makan, aturan ompreng, dan aturan senioritas tak tertulis lainnya.
Nah, aktifitas tidak selesai di sini saja. Selepas makan malam, kami kembali berbaris menuju kampus untuk melaksanakan “Belajar Malam”, di sini kami diperbolehkan untuk belajar kelompok, meminta bimbingan pamong (panggilan guru di sekolahku.red), atau kegiatan mandiri lain yang menunjang proses belajar-mengajar.
Belajar Mala mini selesai pukul 21.00 WIB, dilanjutkan dengan apel malam yang tak berbeda aturannya dengan apel pagi.
Usai apel malam inilah, seluruh aktifitas kampus “seharusnya” selesai. Tapi tidak untuk kami yang masih junior kala itu. Pada saat-saat seperti inilah, para senior sangat menyukai untuk “menindas” kami yang juniornya.
Hahaha…bukan dalam artian yang mengerikan, menurutku. Hanya tempaan mental ala sekolah boarding dengan sistem semi militer.
Dan, setelah semua aktifitas tak terjadwal inilah, kami bisa bernapas lega, dan membaring tubuh dengan paksa untuk tidur secepat mungkin, dan menyambut esok pagi yang tak akan jauh berbeda meletihkannya.
Bersambung…