Menyeduh Rindu; Cangkir Keenam
Hai tuan yang hari ini melukis senyum di wajah dan hatiku dengan kuas cintanya, apakah tuan sudah membaca semua bait cinta yang kukirimkan?
Hai tuan yang namanya samar-samar kuingat, tahukah tuan..bayang-bayang wajahmu pun buram, namun aku tiada lelah merinduimu? Gilakah aku?
Hai tuan yang kunanti-nanti, aku menunggu gemuruh takbir lebaran haji, karna kutahu di saat itulah hatiku dan hatimu akan bertemu pasti.
Hai tuan yang namanya samar-samar kuingat, tahukah tuan..bayang-bayang wajahmu pun buram, namun aku tiada lelah merinduimu? Gilakah aku?
Hai tuan yang kunanti-nanti, aku menunggu gemuruh takbir lebaran haji, karna kutahu di saat itulah hatiku dan hatimu akan bertemu pasti.