Cangkir Rindu; Kopi Hitam Kedua
Hai Tuan yang mengusik hatiku. Tahukah kau malamku diselimuti dingin? Lelapku dalam sesak. Bukan, bukan karena saluran pernapasanku yang terganggu. Hanya saja, aku terlalu banyak memikirkanmu hingga sulit bernapas. Terlalu takut kehilanganmu. Pun aku tak berani tuk mencintaimu. Tahukah kau apa harapku pada sinar pertama mentari pagi ini? Aku ingin melihat wajahmu, aku ingin mendengar suaramu, aku ingin didekatmu, aku ingin bertemu. Aku tahu. Pertemuan takkan membantu. Justru akan menyulitkanku. Menambah sesak dan sakit yang kurasa. Namun apa daya, kurasa aku mulai merinduimu. ~Adaraga