Cangkir Rindu; Kopi Hitam Ketiga

Ketika kamu mulai membuka hatimu, dan menatap ke depan. Orang-orang dari masa lalumu seperti menarik-narikmu, tak rela kau bahagia dan menjeratmu dalam kesedihan masa lampau yang tak berkesudahan. Kemudian masa depanmu pun hanya menjuntai, jauh...hingga sulit kau gapai. Apa yang kan kau lakukan? Diam saja? Atau mengukur langkahmu? Untuk melompati masa depan yang kabur dan meninggalkan masa lalu yang buram? Satu, dua, tiga, putuskan. Kau hanya punya waktu terbatas sebelum detak jarum jam yang berputar itu melukaimu. Kamu, bahagiamu, tentukan. ~Adaraga