Journey to be a Psychologist with a Yellow Jacket; Part 2
![]() |
Source: Google |
Di post sebelumnya aku udah cerita tentang Seleksi Tahap 1 SIMAK UI Pascasarjana Magister Profesi Psikologi, klik di sini . Kali ini aku mau cerita tentang Seleksi Tahap 2 atau seleksi kekhususannya. Apa saja tesnya? Mari kita bahas.
Seperti informasi di atas. Harusnya pengumuman hasil Seleksi Tahap 1 dijadwalkan keluar pada tanggal 11 April 2018. Tapi Wallahu’alam, aku iseng ngecek website Fakultas Psikologi UI tanggal 6 April 2018, dan hasilnya sudah ada!
Alhamdulillah aku dinyatakan lolos dan berhak mengikuti Seleksi Tahap 2 yang dilaksanakan hari Senin hingga Selasa, 16-17 April 2018. Aku segera menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan; dua surat rekomendasi, fotokopi ijazah dan transkrip terlegalisir, serta CV. Oiya! Simpan baik-baik kartu ujian kalian yang sudah ditandatangani pengawas ketika Seleksi Tahap 1, karna kartu ini diperlukan untuk Seleksi Tahap 2 dan juga untuk Registrasi nantinya. For information, biasanya UI buka kuota pascasarjana mapro hanya untuk 20 orang. Kuota ini untuk Batch 1 dan 2, dan kuota ini tidak harus full, tapi ngga boleh exceed. Untuk peminatan favorit seperti Klinis Anak, Klinis Dewasa, dan PIO, yang lolos Seleksi Tahap 1 ini cukup banyak dibanding dengan peminatan Pendidikan.
Jujur, aku seneng sekaligus cemas gitu menghadapi seleksi Tahap 2 ini. Dari hasil searching dan tanya sana-sini, aku tau di Tahap 2 ini ada Group Discussion dan wawancara. Aku lumayan cemas karna tentu dalam kegiatan itu bakal ngebahas topik psikologi, to be specific, education psychology which is my major. Sedangkan bahasan psikologi pendidikan yang aku inget cuma perkembangan kognitif, cara pembuatan rencana belajar, delivering materi for specific student, pemilihan dan penggunaan media belajar, laporan evaluasi belajar, selebihnya bablas zonk. Wkwk… Seriously, sempat hilang fokus dan lebih tertarik dengan psikologi klinis di paruh terakhir masa kuliah bener-bener merepress semua ilmu sebelumnya. Jadilah dari Senin, 9 April 2018 sampai Jumat, 13 April 2018, kerjaanku bolak-balik perpus fapsi Undip, ngebuka lagi buku-buku psiko pendidikan, berharap sinaps-sinapsnya ngga terlalu lapuk dimakan usia, dan brain cell-nya ngga terlalu berkarat ditimbun sekian lama.
Bahkan sabtu sore pun aku masih ngejar surat rekomendasi dari dosen waliku sampe ke rumahnya. Jadi…surat rekomendasi itu diminta dua, dari pembimbing tugas akhir atau pembimbing akademik, atau siapapun yang berinteraksi intens dan dirasa cukup mengenal baik kita, jadi bisa memberikan penjelasan mengenai diri kita, ya prestasi kita, kemampuan kita, karakter kita. Aku pribadi minta surat rekomendasi dari dosen pembimbing TA dan dosen wali. Nah, buat teman-teman yang sudah kerja, diminta satu surat rekomendasi lagi dari atasan untuk melihat kemampuan dan pengetahuan praktisnya.
Selain itu juga diminta CV kan ya? Nah, buatlah CV semenarik mungkin, but profesional look tetap ya. Lampirkan prestasi yang pernah kamu raih selama studi sarjana sebanyak-banyaknya. Keorganisasian, penelitian, kewirausahaan. Semua. Sisihkan informasi pribadi yang ‘terlalu pribadi’. Dan inget, CV yang efektif adalah yang less than two pages. Maksimal 2 pages menurutku. That's it.
So, kali ini aku berangkat hari Minggu tanggal 15 April 2018 pukul 8 pagi dari Semarang Tawang sampai di Pasar Senen pukul 2 siang pake kereta Menoreh. Seperti biasa, lanjut KRL ke UI, trus Gojek ke hotel yang sama seperti sebelumnya.
Senin, 16 April 2018 pukul 8 pagi itu dimulai dengan Psikotes dulu. Jadi battery test ya, IQ, grafis, dilanjutkan dengan kuesioner. Dan baru pada pagi itu juga diumumkan jadwal Group Discussion dan wawancaranya. Ada yang dapat langsung siang itu atau besoknya. Kebetulan aku dapat yang besoknya, Selasa, 17 April 2018, pukul 9 pagi. Nah, pada saat psikotest ini kondisiku sedang sakit, jadi aku ngerasa ngga optimal selama mengerjakan tes. Penting banget untuk jaga kesehatan, apalagi pada momen-momen penting begini ya guys.
Besoknya, Selasa, 17 April 2018. Aku dapat kelompok 4 dengan anggota 5 orang. Di momen ini aku sebenernya sempat minder, well…mereka dari universitas bergengsi semua, dua orang dari UI, satu orang dari UGM, dan satu orang dari USU. UI dan UGM udah tahu lah ya gimana pamornya di dunia perguruan tinggi di Indonesia. USU, akreditasi fapsi-nya duluan A daripada fapsi Undip. Tapi..dengan segala persiapan, self-talk ‘aku bisa’, dan dukungan dari support systems aku, I’ll go through it. Kegiatan pertama adalah Group Discussion. So, kita dikasih case, first kemukakan pendapat pribadi, trus temukan solusi kelompok. Waktu yang diberikan cuma 15 menit. Penting banget untuk menonjol di sini, tanpa mendominasi. Posisikan diri sebagai speaker sekaligus listener dengan porsi seimbang, jangan memotong pembicaraan anggota kelompok lain. Smart argument, wise deliver.
Next, kita diminta ambil semacam undian berisi istilah-istilah psikologi, dan kita diminta menjelaskan istilah yang didapat. Misal Zone of Proximal Development, Interest, Mastering Learning, Identity Achievement, Affective Taxonomy, dsb. Di sesi ini boleh bertanya, menambahkan, atau menyanggah penjelasan si presenter. Dalam dua kegiatan pertama ini, penguji hanya observer, tidak terlibat langsung dalam kegiatan. So, behave!
Terakhir, wawancara. So, kita dipanggil satu-satu. Selama 30 menit itu ditanyakan berbagai macam pertanyaan, mulai dari kenapa memilih UI, kenapa harus mapro, bagaimana keadaan keluarga, bagaimana studi sarjananya, apa saja yang diketahui mengenai studi mapro UI, apa kualitas diri yang membuat yakin untuk menyelesaikan studi tepat waktu, apa saja kegiatan saat ini, bagaimana rencana ke depan, dsb..dsb..
Trus satu lagi pertanyaan yang membekas banget adalah tentang rencana menikah dan berkeluarga. Aku memang punya rencana menikah dalam waktu dekat. Sedangkan kuliah juga di mulai di paruh akhir tahun kan. So, jelas…aku ditanyain mengenai manajemen waktu. Trus untuk teman-teman yang sudah menikah, pertanyaan ini justru jadi topik utama, seakan-akan interviewer mau menagih komitmen kita gitu lho. Itu hanya beberapa contoh pertanyaan yang kemaren ditanyakan. Dan jawabannya tentu saja subjekif, tidak sama untuk semua orang.
Nah, tips untuk seleksi tahap 2 atau seleksi kekhususan ini adalah:
- Lagi-lagi, well prepare. Baca lagi buku-buku psikologi sewaktu sarjana, re-call istilah-istilah dan tokoh-tokoh. Baca isu-isu seputar peminatan, seperti berita, artikel popular, atau jurnal ilmiah.
- Cari berbagai macam kemungkinan pertanyaan wawancara yang akan keluar, siapkan jawaban terbaikmu.
- Dan yup…jaga kesehatan!
- Untuk psikotest, be yourself! Karna ada beberapa interviewer yang menanyakan hasil psikotest.
- Untuk Group Discussion dan wawancara, ngga ada salahnya berlatih delivering, biar nanti lebih lancar dan mantap.
- Doa. Beneran berdoa ngga putus-putus. Karna Allah pasti lihat usaha kita, tinggal kita mengetuk pintu ridho-Nya.
Bagaimana kelanjutannya? Lolos kah? Gugur kah? Wait for next post ya ^ ^