Your Soul is a River by Nikita Gill

Re-Re Book
(Book Review and Resume)
What book I've read?
What statement I highlighted?
What the lesson I learned from the book?
Here I write down that all.


Well, aku memutuskan untuk mencoba membaca poetry book setelah menonton drama Park Min Young dan Seo Kang Joon yang When the Weather is Fine. Di dalam drama, mereka punya kelompok baca yang suka membedah buku, dan beberapa buku puisi yang mereka tampilkan dalam scene-nya, sangat menggugahku. Bahkan hampir di setiap akhir episode, si Eun Seop alias Seo Kang Joon selalu menulis di blog pribadinya, entah curahan hati atau puisi untuk Irene. Kata-kata puitis di drama ini benar-benar menghanyutkan. And guess what? Ternyata emang iya lho, aku merasa tenang dan damai sekali membaca buku ini. Setelah menyelesaikannya, aku ngga sabar untuk segera membaca poetry book lainnya.
Yang menarik dari poetry book adalah tata letak tulisan-tulisannya yang berbeda dengan buku-buku lain seperti novel, memoir, atau self-development. Mereka ditulis per sajak, menyisakan banyak bagian kosong di lembarannya. Dan entah mengapa, bagian kosong itu justru terasa indah (?)
Dan, sepertinya akan lebih menyenangkan baca poetry book dalam bentuk printed book, jadi bisa ditulisi, di-doodling, dan ditempelin sticker-sticker lucu. Yeah, walaupun aku melakukan hal yang sama di versi ebook, tapi sepertinya kepuasannya akan berbeda? Entahlah. Pokoknya, buku ini menentramkan. You should read one!

Berbeda dengan Re-Re Book biasanya, kali ini aku ngga akan banyak menulis, aku akan tampilkan beberapa screenshot dari puisi-puisi yang aku suka. Secara umum, puisi Nikita bercerita mengenai hati yang terluka, perjalanan untuk menyembuhkannya, dan ajakan untuk self-love. Nikita menggunakan perumpamaan seperti konstelasi, galaksi, bintang, bulan, matahari, sungai, bumi, pohon, serigala, tornado, badai, dan sebagainya. Chapter yang membuatku berlama-lama adalah Heal. Indah sekali cara Nikita menuliskannya.
Awalnya, di beberapa halaman pertama, aku mencoba mentranlasi puisinya ke dalam Bahasa Indonesia, tapi kok aku merasa jadinya tak seindah ketika puisinya berbahasa Inggris ya? Bukannya Bahasa Indonesia ngga indah, cuma kayaknya aku aja yang ngga puitis, jadi ngga bisa mentranslasi puisinya seindah bahasa aslinya. Ditambah Bahasa Inggrisku yang pas-pasan, rasanya banyak translasi yang kurang tepat. Akhirnya di halaman-halaman selanjutnya aku hanya menulis pemikiranku, hal-hal terlintas setelah membaca puisinya, nilai-nilai yang aku tahu dan serupa dengan makna puisi yang aku pahami dan resapi. Beberapa hanya ku lingkari dan ku coret-coret warna-warni, hihi...














Ralat: "Selama kita tidak menyerah." Parah ya, bisa typo di tulisan tangan juga ternyata aku. Hihi....






























Book details:
Author: Nikita Gill
Year: 2016
Publisher: Thought Catalog Books