Principles by Ray Dalio; Part 1

Re-Re Book
(Book Review and Resume)
What book I've read?
What statement I highlighted?
What the lesson I learned from the book?
Here I write down that all.


Setelah The Richest Man in Babylon, ada beberapa buku lain yang direkomendasikan Jouska. Dari sekian rekomendasi itu, aku memilih untuk membaca buku ini lebih dahulu karena triggered by its title. Buku ini terdiri dari 460 halaman, dan aku benar-benar menuliskan semua hal yang menarik menurutku, yang berarti banyaaak sekali, jadi post ini akan dibagi menjadi beberapa part supaya ngga kepanjangan yaaa...

Prinsip adalah hal-hal fundamental yang kemudian menjadi pondasi dari perilaku yang kita lakukan demi mencapai yang kita inginkan dalam hidup.
Jelajahi dan temukan prinsipmu sendiri, lebih ideal lagi jika kamu menuliskan dan membagikan prinsip-prinsipmu. Dengan melakukan hal tersebut, kamu menjadi lebih jelas dan mantap terhadap prinsipmu. Ini juga membuatmu lebih memahami prinsipmu dan dapat menggunakannya secara tepat untuk membuat keputusan dan menyelesaikan berbagai masalah di kemudian hari.
Kita memperoleh prinsip kita melalui berbagai cara, beberapa dari pengalaman pribadi dan proses refleksi yang kita lakukan sendiri. Beberapa kita dapat dari orang lain, misalnya dari orang tua atau kita juga mengadopsi sepaket prinsip agama atau hukum yang berlaku di lingkungannya. Karena masing-masing kita memiliki lingkungan dan tujuan hidup yang berbeda dan unik satu sama lain, sehingga penting bagi kita untuk membentuk, menemukan, dan menerapkan prinsip yang paling sesuai dengan diri dan hidup kita.
Mengadopsi prinsip orang lain tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan diri dan hidup kita akan membawa kita pada inkonsistensi perilaku yang dapat berpengaruh buruk ke depannya.
Berpikirlah untuk memutuskan: 1) apa yang kamu inginkan, 2) apa hal yang benar, 3) apa yang harus kamu lakukan untuk mencapai poin #1 dan #2, dan lakukan semua itu dengan rendah hati dan pikiran terbuka, sehingga kamu dapat memikirkannya berbagai solusi terbaik bagimu.
Penting untuk tegas dan jelas pada prinsip yang kita miliki. Orang-orang yang saling berbagi prinsip pada akhirnya akan memahami di bagian mana mereka memiliki prinsip yang sama, dan di bagian mana mereka berbeda prinsip, kemudian bagaimana mengatasi perbedaan prinsip tersebut demi mencapai tujuan .
Bangunlah prinsip yang otentik, yang benar-benar menggambarkan karakter dan nilai dirimu.

Itulah yang ditulis di Introduction. Yes! Itu hanya Introduction, wkwk... Tapi justru karena Introduction itulah aku sangat bersemangat membaca lembar-lembar selanjutnya.

Ray adalah anak tunggal dari seorang ayah yang merupakan musisi jazz profesional dan seorang ibu rumah tangga. Ray berasal dari keluarga sederhana. Walaupun tidak diwajibkan dan tidak dituntut oleh orang tuanya, Ray terbiasa bekerja keras dan mengelola uang secara mandiri sejak kecil.
For me, great is better than terrible, and terrible is better than mediocre, because terrible at least gives life flavor. The high school yearbook quote my friends chose for me was from Thoreau: "If a man does not keep pace with his companions, perhaps it is he hears a different drummer. Let him step to the music which he hears, however measured or far away."

Ray mengenal, mempelajari, dan aktif di dunia saham sejak usia 12 tahun, dan karena kecintaannya pada dunia saham inilah, Ray kemudian mengambil jurusan ekonomi di universitas. Di universitas ini pula, Ray bertemu berbagai orang dan mempelajari hal-hal baru. Ray pun mulai tertarik dengan bisnis komoditi.

Ketika perang Vietnam pecah, Ray sebenarnya terpilih untuk berangkat. Akan tetapi, ayah Ray yang memiliki pengalaman dalam Perang Dunia II dan Perang Korea mengetahui dengan persis betapa mengerikannya perang. Ayah Ray kemudian membawanya ke dokter untuk diperiksa secara menyeluruh hingga akhirnya Ray didiagnosa hypoglycemia dan membuatnya didispensasi dan tak perlu berangkat ke Perang Vietnam.
Ketika Perang Vietnam ini pecah, dan beberapa waktu sebelum maupun setelahnya, Amerika mengalami kemerosotan ekonomi yang signifikan.
I gradually learned that prices reflect people's expectations, so they go up when actual results are better than expected, and they go down when they are worse than expected.

Ray juga mempelajari meditasi karena terinspirasi dari the Beatles yang lebih dulu memdalami meditasi. Dan Ray merasakan manfaat dari meditasi, yaitu memberikan ketenangan yang membuatnya dapat berpikir terbuka, jelas, dan kreatif.

I repeatedly seen policymakers deliver such assurances immediately before currency devaluations, so I learned not to believe government policymakers when they assure you that they wont't let currency devaluations happen. The more strongly they make those assurances, the more desperate the situation probably is, so the more likely it is that a devaluation will take place.

"You better make sense of what happened to other people in other time and other places because if you don't you won't know if these things can happen to you and if they do, you won't know how to deal with them."

Ray melanjutkan pendidikannya di Harvard Bussiness School (HBS). Di sini Ray bertemu dengan gadis Spanyol bernama Barbara. Mereka pacaran selama 2 tahun sebelum memutuskan untuk menikah dan kemudian memiliki 4 orang anak.
Setelah lulus dari HBS, Ray dan rekannya mendirikan Bridgewater, perusahaan ekspor komoditi. Akan tetapi karena pada saat itu Ray menjalankan bisnis tersebut dengan setengah hati, maka bisnis pun tidak bertahan lama dan perusahaan akhirnya ditutup. Ray pun bekerja di beberapa frima broker sebelum akhirnya dipecat karena tidak cocok dengan iklim kerja yang dirasanya mengekang jiwanya yang bebas. Namun demikian, klien-klien yang pernah ditangani Ray saat bekerja di firma tersebut ternyata menyukai cara kerja dan juga advise-advise yang selama ini diberikan Ray. Dari sinilah Ray kemudian memutuskan membuka kembali Bridgewater dan bekerja sebagai penasihat keuangan bagi beberapa perusahaan sekaligus.
The most painful lesson that was repeatedly hammered home is that you can never be sure of anything: There are always risks out there that can hurt you badly, even in the seemingly safest bets, so it's always best to assume you're missing something.

While making money was good, having meaningful work and meaningful relationship was far better. To me, meaningful work is being on a mission I become engrossed in, and meaningful relationship are those I have with people I care deeply about and who care deeply about me.

Think about it: It's senseless to have making money as your goals as money has no intrinsic value - its value comes from what it can buy, and it can't buy everything. It's smarter to start with what you really want, which are your real goals,and then work back to what you need to attain them. Money will be one of the things you need, but it's not the only one and certainly not the most important one once you get past having the amount you need to get what you really want.

When thinking about the things you really want, it pays to think of their relative values so you weight them properly.

Ugh...capek ngetik-nya...
Jadi sebenarnya ini buku udah selesai kubaca, tapi ternyata banyak juga statement yang aku highlight, wkwk...
Break dan lanjut ke part 2 ya... kalau aku udah mood ngetik lagi, wkwk...